Perang harga (price war) dalam bisnis jasa penerbangan pada saat ini merupakan hal yang lumrah. Dewasa ini hampir semua industri terjadi perang harga, termasuk pada jasa penerbangan. Penyebab terjadinya perang harga ini antara lain:
- semakin banyaknya pemain baru yang masuk ke pasar yang menyebabkan market semakin crowded. Kompetisi yang terjadi di pasar semakin ketat
- keuntungan dari pangsa pasar yang diperebutkan semakin kecil
Kedua hal ini pada dasarnya adalah supply (penawaran) dan demand (permintaan). Hukum dasar ekonomi adalah jika demand besar sedangkan supply tetap/turun, maka harga akan naik. Sedangkan jika demand menurun/tetap sedangkan supply naik, maka harga cenderung akan turun.
Kondisi ini diperparah oleh usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan atau memperpanjang product life-cycle. Kebanyakan perang harga terjadi ketika product life-cycle sudah berada di puncak. Untuk mempertahankan siklus itu tetap berada di puncak/tidak menurun, perusahaan bersedia untuk menurunkan margin usahanya. Lebih baik mendapatkan makin kecil margin usaha ketimbang tidak sama sekali.
Untuk mempertahankan margin yang sama dengan pendapatan yang menurun akibat perang harga, perusahaan harus dapat menemukan cara untuk mengurangi biaya. Asosiasi pengurangan biaya ini biasanya langsung dikorelasikan dengan mengurangi jumlah tenaga kerja (rasionalisasi/pensiun dini), akan tetapi jika perusahaan bisa berpikir kreatif, sebenarnya masih banyak lagi aspek-aspek pengurangan biaya yang dapat dilakukan.
Yield Management
Menurut Kimes (1994):
Yield Management is a method that can help a firm sell the right inventory unit to the right customer at the right time and for the right price. It guides the decision of how to allocate undifferentiated units of limited capacity to available demand in a way that maximizes profit or revenue (p.23)
Yield management merupakan suatu metode yang membantu perusahaan untuk menjual persediaan pada konsumen yang tepat pada waktu yang tepat dan harga yang tepat. Yield management menuntun pengambil keputusan bagaimana cara mengalokasikan unit dari kapasitas yang terbatas kepada permintaan yang ada dalam rangka untuk memaksimalkan profit atau pendapatan.
Implementasi Yield Management dalam Bisnis Jasa Penerbangan
Jumlah penumpang yang terus meningkat menyebabkan banyak operator penerbangan berlomba-omba menarik untung sebanyak-banyaknya dengan menerapkan sistem low cost carriers (LCC) alias tarif murah. Sistem LCC diawali beberapa tahun yang lalu saat Air Asia mulai beroperasi dengan menawarkan konsep LCC dan tercatat sebagai LCC pertama di Asia. Trend LCC pun meruak, bahkan ke Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina. Air Asia adalah contoh perusahaan yang berhasil menerapkan cost management ini dengan baik. Pengurangan biaya di darat dengan meminimalisasi ground time, tidak menyediakan makanan gratis di pesawat, maksimalisasi tenaga kerja (pramugari termasuk pula yang membersihkan pesawat disaat jeda), membuat Air Asia dapat bersaing dengan menawarkan harga yang murah kepada konsumennya. Revenue management (Yield Management) dilakukan dengan cara memberikan tarif yang berbeda disaat peak time dan low time. Model LCC antara lain menerapkan satu kelas penumpang dengan banyak sub kelas. Menetapkan satu jenis pesawat (biasanya B 737 atau A320) untuk mengurangi biaya pelatihan dan servis. Adapun skema yang dapat dilakukan oleh operator penerbangan antara lain :
- Skema tarif sederhana, yaitu tarif meningkat saat pesawat bertambah penuh,
- Memberi keuntungan bagi pemesan awal,
- Kursi dibuat tanpa nomor untuk mendorong penumpang lebih awal dan bergegas saat naik pesawat,
- Pendaratan pesawat dilakukan di bandara sekunder yang murah dan tidak terlalu ramai untuk menghindari penundaan akibat lalu lintas yang padat sekaligus mengambil untung dari biaya mendarat yang rendah,
- Penerbangan difokuskan pada penerbangan jarak pendek dan waktu perputaran cepat sehingga memungkinkan utilisasi pesawat secara maksimum,
- Rute yang sederhana, lebih menekankan pada penerbangan point-to-point daripada transfer demi utilisasi pesawat.
Menurut Sulastiyono ada beberapa langkah untuk menuju keberhasilan dalam melaksanakan konsep sistem yield management yang menekankan pada peranan sumber daya manusia yang memungkinkan sistem itu berjalan, dan langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
- Mengembangkan kultur /budaya yield;
- Membuat analisis terhadap keseluruhan permintaan:
- Membentuk atau menciptakan adanya keterkaitan nilai – harga;
- Menentukan pangsa pasar yang tepat sesuai dengan produk:
- Melakukan analisis terhadap bentuk pemintaan (demand): Mengamati dan mempelajari kecenderungan penurunan dan pembatalan permintaan;
- Mengevaluasi dan merevisi sistem
Kondisi persaingan yang terus berubah mengharuskan operator jasa penerbangan untuk meningkatkan responsnya terhadap lingkungan. Yield management menawarkan sebuah konsep agar setiap operator penerbangan mampu menempatkan dirinya pada posisi yang terbaik dalam kondisi yang terus berubah.
Yield management menuntun pengambil keputusan bagaimana cara mengalokasikan unit dari kapasitas yang terbatas kepada permintaan yang ada dalam rangka untuk memaksimalkan profit atau pendapatan. Dengan menggunakan Yield management, perusahaan jasa penerbangan dapat menjual persediaan pada konsumen yang tepat pada waktu yang tepat dan harga yang tepat.
Referensi
Fitriyon, Hendra. Implementasi Yield Management Di Hotel Skala Kecil Dan Menengah Di Surabaya: Investigasi Mengenai Hambatan dan Faktor Keberhasilan. Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 2, No. 1, Maret 2006: 7-17
Sulastiyono, A. (2001). Manajemen penyelenggaraan hotel, Bandung: Penerbit Alfabeta
Yield Management, internet: http://airliners-indonesia.blogspot.com/2008/08/yield-management.html.
Data Warehouse dalam Bisnis #1, internet http://ishwara.us/data-warehouse-bagi-bisnis-1/
Strategi Bertahan dalam Perang Harga. Internet: http://sandy-adisutiyono.blogspot.com/2010_08_02_archive.html
Leave a Reply